LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kepindidikan) bertujuan mencetak dan menghasilkan calon pendidik dengan pelaku utama dalam prosesnya adalah mahasiswa, mereka dibina, dibimbing dan dididik sebagai tenaga ahli terkait di bidang pendidikan. dalam hubungan yang tersirat maupun tersurat pendidikan sangat membutuhkan pendidik sedangkan pendidik membutuhkan dan memerlukan adanya lembaga pendidikan.
Pada sebuah pertemuan, guru besar UPI (ALM) prof dedi’.s. Tujuh tahun silam mengatakan kualifikasi pendidik saat ini (TK-DI dan SD-DII ) bukan harga mati tetapi suatu saat bisa dan harus ditingkatkan, padahal pendapat itu di lontarkan sebelum disahkannya UU.NO 14 TAHUN 2005 tentang guru dan dosen, yang di dalamnya mengamanatkan kualifikasi tenaga pendidik (GURU) di semua jenjang harus SI(strata satu).
Hal tersebut menandakan proses penddidikan yang harus di tempuh oleh mahasiswa kurang lebih 4 tahun. Rentang waktu yang akan di tempuh oleh para calon pendidik adalah interaksi secara intensif dengan dosen dan antar mahasiswa, terhadap dosen mereka mengeruk pengetahuan, belajar berpengalaman dan memupuk keterampilan melalui transfer ilmu dengan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Sedangkan terhadap sesama mahasiswa mereka dapat mengadakan diskusi,tukar pendapat,dan studi banding untuk memperkaya dan menambah wawasan dan gagasan. Mahasiswa LPTK dapat pula mengikuti kegiatan-kegiatan lain yang ada di kampus seperti: mengikuti semihar,diskusi panel,diklat,dan bahkan ikut aktif dibeberapa organisasi kampus yang semua itu dapat menunjang profesi jurusan yang di ampuhnya.
Hampir diseluruh penjuru lapisan, kampus telah menyediakan lingkungan yang dapat memuaskan kebutuhan mahasiswa. Mengingat keberadaannya sangat mempengaruhi pengabdiannya di lembaga pendidikan nantinya. sebagai calon guru, mereka memiliki harapan untuk bisa di terima dan di rekrut sebagai tenaga pendidik di satuan lembaga pendidikkan. sementara itu komponen pendidikan menaruh harapan besar kepada pendidik agar dapat menggunakan dan menjalankan manajeman pendidikan secara terarah dan sistematis.
Persiapan awal yang hendak di lakukan bagi mahasiswa agar tercipta keseimbangan dan keselarasan antara harapan dan tujuan pendidikan adalah mewujudkan budaya disiplin,akuntabilitas,professional dan jiwa berkompetisi. Budaya inilah yang terkadang oleh sebagian mahasiswa di hilangkan dan belum bisa di praktekkan, yang sebenarnya menjadi pondasi bagi mereka sebelum terjun kesekolah. saat ini virus-virus yang dapat mencegah alur perkembangan mahasiswa sudah semakin merambah. Mereka tidak lagi tahu menahu tentang tanggung jawabnya, memndam budaya malas dan ketergantungan serta masih asyik dengan kehidupan yang mengedepankan senang-senang dahulu. Budaya tersebut di perkuat adanya alas an bahwa yang penting sekolah adalah dapat IJAZAH, padahal mereka nantinya akan menjadi idaman dan panutan peserta didik.
Untuk menunjang efektifitas kerja calon guru, maka sebagai calon guru perlu mengikuti dan menerapkan ungkapan emas Ki Hajar Dewantara yaitu: Ing-ngarso song tolodo (jika ada didepan jadi teladan) ing mad yo mangun karso (jika ditengah bisa membangkitkan hasrat belajar siswa) Tut Wuri Handayani ( jika dibelakang memberi dorongan). Jadi pendapat yang menyatakan bahwa menjadi seorang guru merupakan pekerjaan yang gampang, mudah ditiru, dan bisa terjadi secara alamiah, itu semua tidak dilandaskan teori dan alasan kuat, tentu jauh dari kebenaran. Karena tenaga profesi apapun memerlukan proses yang berkepanjangan dan disertai perjuangan yang keras dan gigih.
Mahasiswa yang belum bisa membidik visi dikemudian hari tidak perlu menyerah untuk berprestasi sebagai tenaga pendidik, karena tidak ada kata-kata terlambat untuk meraih peningkatan diri yang terlambat tidak mau berubah. Hanya gerak langkah yang perlu dipahami adalah berusaha mengatur diri, konsep diri yang jelas dan imitasi keguruan terlatih.
Menurut Prof. Dedi S. didalam bukunya (2004:187-189) memberi sepuluh kompetensi tuntutan bagi calon guru diantaranya:
- Mengembangkan kepribadian sebagai Guru.
- Menyusun program
- Mengembangkan Alat dan Bahan pelajaran
- Melaksanakan KBM
- Mudah berinteraksi
- Dapat menerapkan metode
- Mampu menilai
- Membantu kesulitan belajar
- Melaksanakan tugas administrasi
- Melakukan penelitian.
Maka dengan usaha penuh semangat disertai istiqomah, mahasiswa dapat membangun karakter yang positif melalui penerapan budaya-budaya yang mencerminkan seorang guru.
OLEH:
TRI SUTRISNO